Untuk memastikan pengelolaan dan pelacakan barang selama pengiriman berjalan efektif, marking code (kode marking) sangat penting. Kode marking membantu dalam identifikasi, pelacakan, dan pengelompokan barang dengan cara yang lebih terstruktur dan terorganisir. Untuk memahami lebih lanjut tentang marking code, fungsinya, dan contohnya, simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini!
Apa itu Marking Code?
Marking code, atau kode marking adalah sistem penandaan yang digunakan dalam pengiriman barang untuk mengidentifikasi, melacak, dan mengelompokkan barang.
Kode ini biasanya berupa serangkaian angka, huruf, atau kombinasi keduanya yang dicetak atau ditempel pada kemasan barang. Tujuannya adalah untuk memudahkan proses pengelolaan dan pemantauan barang selama pengiriman dan penyimpanan.
Fungsi
Berikut ini beberapa fungsi adanya marking code selama pengiriman barang:
1. Identifikasi Barang
Marking code membantu dalam mengidentifikasi barang. Selain itu, marking kode juga dapat membantu mengurangi risiko kesalahan yang mungkin terjadi selama pengiriman. Kemudian membantu memastikan kepuasan pelanggan dengan menjamin barang yang diterima sesuai dengan yang diharapkan.
2. Pelacakan
Dengan marking code, barang dapat dilacak sepanjang jalur pengiriman. Ini memungkinkan pihak pengirim, penerima, dan operator logistik untuk mengetahui lokasi barang secara real-time dan memastikan barang tiba di tujuan dengan aman.
3. Pengelompokan
Dengan kode marking, barang dapat dikelompokkan berdasarkan kategori, tipe, atau atribut tertentu, sehingga memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan.
Hal ini mengurangi risiko kesalahan saat mengatur atau mengambil barang dari gudang, mempercepat proses pemrosesan, dan meningkatkan efisiensi operasional.
Kode marking memastikan bahwa barang yang terkait dikelompokkan bersama, meminimalkan kesalahan pengiriman dan meningkatkan kecepatan serta akurasi dalam manajemen inventaris.
4. Keamanan dan Kepatuhan
Marking code membantu memastikan bahwa barang yang dikirim memenuhi standar keamanan dan kepatuhan yang diperlukan, seperti label bahan berbahaya atau peraturan bea cukai.
Selain itu, marking code mempermudah pihak berwenang dalam memverifikasi bahwa barang sesuai dengan persyaratan keamanan, memfasilitasi proses pemeriksaan, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan internasional dan lokal.
5. Pengendalian Inventaris
Kode marking memungkinkan manajemen inventaris yang lebih efisien dengan mempermudah pencatatan dan penghitungan barang yang ada. Dengan menggunakan kode marking, setiap item dapat dilacak dengan lebih akurat, mengurangi kemungkinan kehilangan atau kekeliruan dalam pencatatan.
Ini juga membantu dalam memperbarui data inventaris secara real-time, memfasilitasi perencanaan stok yang lebih baik, dan mempercepat proses audit inventaris. Kode marking menyederhanakan pengelolaan stok dan meningkatkan visibilitas terhadap status dan lokasi barang dalam gudang atau pusat distribusi.
Contoh Marking Code dalam Jasa Pengiriman Barang
Untuk lebih memahami marking code dalam jasa pengiriman barang, berikut ini beberapa contoh marking kode yang terdapat dalam jasa pengiriman barang:
1. Kode Bar (Barcode)
Kode batang yang berisi informasi yang dapat dibaca oleh pemindai. Contoh: 1234567890123, sering digunakan untuk pelacakan dan identifikasi cepat di berbagai titik dalam rantai pasokan.
2. QR Code
Contoh marking kode berikutnya adalah QR code. Kode dua dimensi ini dapat menyimpan informasi lebih banyak dibandingkan kode bar. Contoh: https://example.com/track?code=ABC123, digunakan untuk akses cepat ke informasi pelacakan melalui aplikasi ponsel.
3. RFID Tag
Label yang menggunakan teknologi radio frekuensi untuk melacak barang secara otomatis tanpa perlu pemindai. Contoh: RFID tag yang terpasang pada kemasan barang dan dibaca oleh pembaca RFID di berbagai titik pemeriksaan.
4. Nomor Seri
Kode unik ini dapat diberikan pada setiap unit barang untuk membantu mengidentifikasi produk secara individu. Contoh: SN-001234 yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan melacak barang secara spesifik.
5. Label Pengiriman
Label yang mencantumkan informasi seperti alamat pengirim dan penerima, nomor pelacakan, dan kode marking. Contoh: TRK-7894561230, yang membantu dalam proses pengiriman dan distribusi.
6. Kode Warna
Sistem penandaan menggunakan warna untuk mengelompokkan barang. Contoh: Paket dengan label warna merah mungkin menunjukkan barang yang memerlukan penanganan khusus atau prioritas tinggi.
Nah, itulah pembahasan mengenai apa itu marking code, fungsi hingga contoh kode marking yang perlu Anda pahami dalam proses pengiriman barang. Selain memastikan pengelolaan dan pelacakan barang berjalan efektif, marking code juga memudahkan identifikasi, pelacakan, dan pengelompokan barang secara terstruktur.
Jika Anda ingin mengirimkan barang dari luar negeri dengan mudah, gunakan jasa forwarder dari Pelican Xpress. Untuk informasi lebih lanjut tentang layanan tersebut, Anda bisa kunjungi link di sini.
Baca Juga: